Mawar, bunga yang indah namun berduri

Bunga yang sering menjadi lambang dari cinta
Romantisme dan berwarna tegas
Jika ia berwarna merah, maka ia akan berwarna merah darah, dan pekat
Jika ia putih, ia pun berwarna putih yang teguh, dan suci
Jarang mawar berwarna merah muda, meskipun mungkin ada

Bunga yang beraroma harum
Dengan kelopak-kelopak yang tertata, banyak,
Dan melindungi benang sarinya dengan saksama
Tidak mudah menggugurkan mahkota-mahkotanya
Meskipun dipetik dengan tangkainya dan diletakkan tanpa air,
Ia mungkin layu, tapi mahkotanya tetap tidak gugur!

Bunga itupun masih dilindungi kelopaknya yang tak kalah teguh
Sulit dijangkau, karena harus berhati-hati untuk memetiknya
Sebab tangkainya yang meskipun kecil, namun kokoh dan berduri
Setiap bagian bunganya begitu mantap dan teguh,
Selain bentuknya yang indah dan baunya yang harum
Mawar begitu mempesona.

Mawar begitu misterius, dan elegan
Semua membuat orang ingin menikmatinya, memetiknya, dan memilikinya
Namun sekali lagi.. tidaklah mudah mendapatkannya
Harus berhati-hati agar durinya tidak melukai
Tidak sembarang bisa diambil, bila tak ingin diserang oleh durinya
Tangkainyapun kokoh, tak mudah untuk dipatahkan

Begitulah Mawar, yang kuibaratkan sebagai perhiasan dunia
Intan permata penyejuk hati, Yaitu Wanita Saleha
Kecantikannya terpancar dari sebuah keteguhan yang dalam
Kalaupun dianugerahi kecantikan fisik, dia akan semakin cantik
Kalupun tidak, dia tetap memancarkan kecantikan yang lain
Kecantikan yang membawanya, pada sebuah derajat yang begitu tinggi, atau "Elegan"

Dia mengerti setiap detil dari dirinya begitu berharga
Karena untuk itulah dia menjaga, dan melindunginya dengan seksama
Betapa banyak ‘senjata’ yang dimiliki mawar, demi melindungi putik dan benang sarinya
Itulah perempuan, "Perempuan Islam"
Yang dituntut untuk selalu menjaga dirinya
Karena setiap bagian jasad, ruh dan akalnya memiliki potensi keindahan

Sangat teguh pendiriannya, ibarat teguh dengan warna yang dimilikinya
Tidak mudah meluruhkan harga dirinya
Untuk hal-hal yang tidak sesuai dengan jalan prinsipnya
Betapa mawar tidak mudah menggugurkan mahkota bunganya meskipun ia layu
Dia akan menjaganya meskipun ia harus berjuang untuk itu,
Dan Keadaan tidak membuatnya lemah

Pesonanya itu tidak membuatnya pongah
Memancarkan keramahan, dan kebaikan
Membuat orang tidak berani mempermainkannya
Dengan pesonanya, ia akan menyeleksi siapa yang beruntung mendapatkannya
Dengan cara yang baik, bukan menyerobot apalagi memetiknya dengan paksa!
Sebab jika itu dilakukan, Sang Mawar akan melukai tangan pemetiknya yang kasar
Jika ingin memetiknya, ia harus meminta kepada Sang Pemiliknya
Siapa pemiliknya? ia adalah sang pemilik mawar yang merawatnya dari kecil
Merawat dan menjaga Sang Mawar agar tumbuh menjadi muslimah yang teguh
Ketuklah pintu pagar dimana mawar itu tumbuh
Datangi keluarga dimana mawar itu tumbuh dan terjaga
Kemudian mohonlah pada Sang Pencipta Mawar
Karena Dialah pemilik dan pemeliharanya yang hakiki
Hingga mengetuk surga dengan keagungan yang terjaga!

insyaallah.. aamiin


Muhasabah Pena


Rizky Priyatna

Prestasi :

Terbit di islamedia (www.islamedia.web.id) dengan alamat situs :
http://www.islamedia.web.id/2012/09/mawar-bunga-yang-indah-namun-berduri.html


Terbit di dakwatuna (www.dakwatuna.com) dengan alamat situs :
http://www.dakwatuna.com/2012/09/22953/mawar-bunga-yang-indah-namun-berduri/
Tanggal terbit : 19/9/2012 | 02 Dhul-Qadah 1433 H


Selengkapnya..

Layaknya menggenggam bara api

Dunia yang semakin hari semakin menua
Dunia ibarat kitab suci Al-Qur'an yang sedang di baca oleh Sang Maha Pencipta
Entah, hari ini ada didalam surat dan ayat berapa?
Karena kehidupan ini semuanya sudah tergores dalam mushaf suci-Nya
Jika Sang Pencipta, telah usai membacanya
Maka bisa dikatakan dunia cukup sampai disini

Zaman ini bukan lagi zaman kita
Kemenangan kita yang dulu, masih sangat kita rindukan
Bisa dikatakan zaman ini zaman barat
Perang pemikiran dan penjajahan masih memendamkan kita
Umat kita banyak, tapi seperti buih dilautan
Keimanan kian menipis
Sehingga budaya mereka menjadi kebutuhan hidup sehari-hari kita 

Walau negara kita mayoritas Rahmatan Lil Alamin
Namun pada kenyataannya hanya sebatas identitas kartu penduduk
Dimana shalat, suatu hal yang sepele
Dimana puasa, suatu hal yang membosankan
Dimana aurat, suatu hal yang wajib dipertontonkan
Dimana Al-Quran, hanya sebagai penghias ruangan

Betapa menderitanya perjuangan-perjuangan umat terdahulu
Namun tak terbayar, karena kita masih terpendam dalam angan-angan semu
Budaya mereka menghantam sendi-sendi syaraf kita
Perang yang dilancarkan menutup mata dan hati kita
Kepada saudara-saudara kita diluar sana

Mereka yang tetap konsisten menjaga prinsip Rahmatan Lil Alamin
Layaknya menggenggam bara api ditangan
Seakan ingin dilepas, karena panas meremas tangan mereka
Namun mereka mencoba untuk teguh
Selalu berharap lindungan dan kekuatan
Kepada Zat yang menciptakan mereka

Mereka sadar, bahwasanya jalan saat ini adalah jalan yang jauh
Jalan  panjang yang ditaburi dengan halangan dan rintangan, rayuan dan godaan
Jiwa-jiwa yang ikhlas, itqan dalam bekerja,
Berjuang dan beramal, dan tahan akan berbagai tekanan
Adalah sebuah modal mereka, untuk tetap menggenggam bara api ditangannya


Muhasabah Pena

Rizky Priyatna


Prestasi :

Terbit di dakwatuna (www.dakwatuna.com) dengan alamat situs :
tanggal terbit : 10-10-2012 | 24 Dhul-Qadah 1433 H

Terbit di islamedia (www.islamedia.web.id) dengan alamat situs :
http://www.islamedia.web.id/2012/08/layaknya-menggenggam-bara-api.html
tanggal terbit :

Selengkapnya..

Menghafal Firman-Mu


Muncul dari zat-Nya dalam bentuk perkataan
Dan diturunkan kepada Rasul-Nya dalam bentuk wahyu
Tidak akan terdapat sedikitpun penyelewengan dan perubahan terhadapnya
Ia Mencakup segala kebaikan
Dan Memberi petunjuk kepada jalan yang paling lurus

Betapa kehidupan ini sudah tertuliskan dan tergambarkan
Terangkai dengan kata-kata penuh makna
Terkemas dan tersusun rapih dalam sebuah kitab
Yang biasa kita sebut dengan Al-Quran

Itulah Firman-Nya...
Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Alquran dan mengajarkannya kepada orang lain (Bukhari)
Aku ingin Al-Quran, ada dilidahku
Aku ingin Al-Quran, ada dihatiku
Dan Aku ingin Al-Quran ada diakalku

Namun ternyata, semua itu bukan perkara mudah bagiku
Saat mempelajari, mengajarkan..
Dan khususnya Menghafal Firman-Mu
Entah mengapa begitu sulit
Selalu ada krikil penghalang, dalam menghafal Firman-Mu

Entahlah, mungkin hatiku sudah banyak noda
Hingga Firman-Mu, sulit masuk kedalam hatiku
Aku memohon perlindungan-Mu, bantulah aku menghafal Firman-Mu
Aku tak ingin gugur dalam perjalananku
Dimana perjalanan itu, adalah menuju cahaya-Mu

Semoga Engkau berkenan
Menjadikan Al-Quran dilidah, hati, dan akalku

Aamiin..


Rizky Priyatna


Selengkapnya..

Ruang Semu

Kenapa masih bersenang-senang dalam ruang semu
Padahal itu hanya fatamorgana sesaat
Semua itu menipuku hingga lalai terhadap hal yang teramat kekal
Kenapa ruang semu, selalu lebih indah dari yang kekal
Karena itu adalah krikil-krikil penghalang jalanku menuju yang kekal

Aku harus terbiasa menyibukan diri menuju yang kekal
Fatamorgana itu harus bisa ku lihat dengan pandangan iman
Bukankah, mati dijalan Allah adalah cita-citaku yang tertinggi
Dunia ini hanyalah ruang semu...
Jangan sampai aku tertipu..

Semoga hari-hariku berada dalam Ruang Nyata
Aku tak mau menjadi manusia yang merugi
Yang lalai dalam kesehatan dan waktu senggangku

Umurku, untuk apa aku gunakan?
Masa mudaku, untuk apa aku habiskan?
Hartaku, darimana kudapatkan dan untuk apa dibelanjakan?
Dan apa yang aku perbuat dengan ilmu-ilmu yang aku ketahui..


Rizky Priyatna

Selengkapnya..

Tentang Rizky Priyatna

Bapak dan Ibu. Saya harus menyebut beliau berdua jika kita berbincang tentang menulis. Saya yakin, jika Allah berkenan menjadikan tiap huruf yang mengalir dari jemari saya ini sebagai kebaikan, maka kebaikan itu pertama-tama akan menjadi hak mereka.

Mungkin, ini sebuah awalan dimana setiap huruf yang tergambar ini, bukan suatu kebiasaan saya sedari kecil. Karena dulu, saya tidak suka menulis. Melainkan membuat adegan cerita yang dikemas dalam gambar, yang mungkin biasa kita kenal dengan nama komik.

Selepas SMA, saya pernah menyusun kata-kata. Sempat terkemas dalam sebuah buku, namun tidak menjadikan sebuah hal yang istimewa bagi saya, sehingga buku itu pun hilang entah kemana. Dan ada yang menyatakan kalimat-kalimat saya unik, tapi itu artinya tak baku. Tak bisa diterima.

Entahlah, atas dasar apa saya mencoba untuk menulis. Saya hanya mencoba menuangkan apa yang saya ketahui dan saya alami, agar menjadi sebuah museum muhasabah bagi saya pribadi juga orang lain. Sehingga dapat mengambil ibroh dari setiap tinta kehidupan yang tergores didalam blog saya.

Semoga dengan menulis pula, saya bisa menyapa ribuan manusia. Dengan menulis saya bisa bersilaturahim ke pelosok negeri ini; merasa begitu kaya karena banyak saudara yang kemudian menunjukkan kepedulian dengan saran, masukan, kritik, bahkan cerca, dan kecaman. Semuanya memperkaya jiwa; mereka menunjukkan kelebihan maupun kekurangan diri yang takkan saya sadari tanpa respons mereka.

Dengan menulis saya merekam jejak-jejak pemahaman saya; mengikat ilmu, lalu melihatnya kembali untuk—sesekali—menertawakannya. Dan saat saya telah bisa menertawakan kebodohan saya beberapa waktu lalu yang tecermin dari tulisan saya ketika itu, saya jadi tahu, alhamdulillah saya telah mengalami sedikit kemajuan.


sepenuh cinta,

Rizky Priyatna

Selengkapnya..